IMMawati Opini

Meneruskan Api Perjuangan Kartini: Perempuan sebagai Penentu Arah Peradaban

Oleh: Nur Indah Puspita Sari Kasim, Sekretaris Bidang IMMawati Pikom IMM Faperta.
Bagikan ke :

IMMNews Faperta, MAKASSAR – Hari Kartini bukan hanya sebuah peringatan historis, melainkan momentum reflektif bagi seluruh elemen bangsa, khususnya kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), untuk menggali kembali nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh Raden Ajeng Kartini. Bagi IMM Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar, semangat Kartini menjadi fondasi penting dalam membangun narasi gerakan perempuan yang tidak hanya progresif secara pemikiran, namun juga berdaya secara sosial, akademik, dan spiritual.

Kartini adalah simbol perjuangan perempuan melawan ketertindasan budaya yang membatasi ruang aktualisasi diri. Melalui surat-suratnya, ia tidak hanya menyuarakan keresahan pribadi, tetapi juga memberikan gagasan cemerlang tentang pentingnya pendidikan, kesetaraan, dan kemanusiaan. Warisan pemikirannya membuka jalan bagi hadirnya generasi perempuan yang mandiri dan mampu berpikir kritis dalam menghadapi realitas sosial.

Dalam konteks IMM, perjuangan Kartini adalah inspirasi utama dalam merumuskan gerakan IMMawati yang berbasis pada nilai-nilai Islam berkemajuan. IMMawati hari ini dituntut untuk mampu membaca realitas sosial dengan objektif, menyusun gagasan solutif, dan mengambil peran strategis dalam ruang-ruang publik tanpa kehilangan jati dirinya sebagai perempuan beriman dan berintegritas.

IMM Fakultas Pertanian Unismuh Makassar menyadari bahwa perempuan memiliki peran penting dan tidak terpisahkan dalam dinamika pembangunan. Di sektor pertanian misalnya, peran perempuan sangat vital mulai dari produksi, distribusi, hingga pengelolaan hasil pertanian. Namun, peran ini masih sering terpinggirkan. Oleh karena itu, penguatan kapasitas dan literasi bagi IMMawati menjadi program strategis dalam pengkaderan.

Melalui berbagai kegiatan seperti Pendidikan Khusus IMMawati (DIKSUSWATI), Sekolah Genius, hingga program sosial kemasyarakatan, IMM Fakultas Pertanian mendorong lahirnya kader-kader perempuan yang mampu tampil sebagai agen perubahan, baik dalam organisasi, masyarakat, maupun dalam bidang akademik. Kartini telah membuktikan bahwa perubahan besar dimulai dari keberanian untuk berpikir berbeda dan bertindak melampaui batas yang ditetapkan oleh tradisi.

Hari Kebangkitan Nasional: Merefleksi Peran Kaum Terdidik dalam Menjawab Tantangan Zaman

Hari Kartini juga mengingatkan kita bahwa pendidikan adalah pilar utama dalam membebaskan perempuan dari ketertinggalan. Maka, memperjuangkan akses pendidikan yang setara, ramah gender, dan membangun kesadaran kritis merupakan bagian dari visi IMM dalam mencetak generasi perempuan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga peka terhadap isu sosial dan lingkungan.

Di tengah arus globalisasi dan digitalisasi yang semakin masif, IMMawati ditantang untuk tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi subjek aktif yang mampu memimpin dan menginspirasi. Identitas IMMawati sebagai bunga revolusioner harus terwujud dalam kerja nyata yang membela nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan keilmuan.

IMM Fakultas Pertanian juga menegaskan bahwa keberadaan perempuan di ruang-ruang strategis tidak boleh sekadar simbolik. Mereka harus memiliki ruang aman dan setara untuk berpartisipasi, berpendapat, dan memimpin. Oleh sebab itu, upaya pengarusutamaan gender di tubuh organisasi menjadi bagian penting dalam menjaga keberlangsungan nilai-nilai keadilan sosial.

Sebagaimana Kartini yang tetap memegang nilai-nilai keislaman dalam perjuangannya, IMMawati juga harus menanamkan nilai spiritual sebagai fondasi dalam bertindak dan berorganisasi. Keteladanan, kesantunan, dan keteguhan harus menjadi karakter utama dalam setiap gerak langkahnya.

Dalam keluarga, perempuan adalah pendidik pertama yang mencetak generasi berakhlak dan berilmu. Di masyarakat, mereka adalah agen perubahan yang mampu mengubah keterbelakangan menjadi kemajuan. Dan dalam kehidupan berbangsa, perempuan adalah tiang penyangga moral dan kebijakan yang humanis.

Hari Pendidikan Nasional 2025: Merdeka Belajar dalam Arus Digital, Tantangan Mahasiswa Menghidupkan Gagasan Ki Hajar Dewantara

Kartini telah menyalakan api perjuangan yang menyinari kegelapan. Kini, tugas kita menjaga nyala itu tetap hidup. IMM Fakultas Pertanian Unismuh Makassar berkomitmen melahirkan IMMawati-IMMawati yang bukan hanya berprestasi, tapi juga berperan penting dalam memperjuangkan nilai-nilai keadilan, keberlanjutan, dan kesejahteraan bersama.

Selamat Hari Kartini. Teruslah melangkah, teruslah bersinar. Karena perempuan bukan sekadar pelengkap sejarah, tetapi penentu arah masa depan bangsa.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement